02 April 2011

kriiiiiiiiing.................... kriiiiiiiing.....................
alarm handphone berbunyi menandakan pukul setengah enam pagi. tak terasa, padahal rasanya baru memejamkan mata beberapa menit yang lalu. karena masih dirundung rasa kantuk, saya pun memejamkan mata lagi.

tak beberapa lama sayup-sayup terdengar seseorang memanggil-manggil nama saya, "Lu... Lulu! solat dulu", karena  terusik saya pun mencari arah datangnya suara. ternyata itu adalah ibu yang membangunkan saya untuk solat subuh, seperti biasa. setelah menunaikan kewajiban sebagai umat islam, saya pun kembali merebahkan diri di tempat tidur dan melihat jam. masih pukul 6 pagi. saya pun kembali memejamkan mata. namun kasak-kusuk penghuni rumah tak membiarkan saya untuk tidur dengan tenang. saya pun terjaga. 
menoleh ke sekitar, saya melihat sebuah buku tergeletak disamping bantal, saya pun memilih untuk membacanya. tak terasa sudah pukul tujuh pagi. saya baru ingat kalau sekarang hari sabtu, saya baru ingat kalau setiap sabtu diadakan pengajian rutin di sekolah, dan saya juga baru ingat kalau pengajian dimulai pukul tujuh pagi.

tanpa membuang waktu, saya pun segera mengisi perut, mandi dan bersiap-siap ke sekolah. waktu sudah menunjukkan pukul delapan pagi. terlambat satu jam. tiba di sekolah, sudah pukul setengah sembilan pagi. dengan hati cemas saya memasuki gerbang sekolah, khawatir kalau acara telah selesai. dan ternyata benar. saya pun mendekati meja piket, dan bertanya kepada kakak panitia, "siapa saya? saya dimana? siapa orang tua saya? dimana anak saya? kembalikan uang saya!", dan kakak panitiapun meninggalkan saya.
setelah itu, kakak panitia yang lain  menyuruh saya untuk mengikuti BBQ (Bina Baca Qur'an), dan saya pun menurutinya.

waktu menunjukkan pukul sembilan pagi  acara BBQ pun selesai, saya menemui teman-teman saya (wanita-wanita surga) dan bertanya, "jadi gak keliling Jakarta naik busway?", mereka pun menjawab dengan kompak tanpa aba-aba, "jadi!", setelah itu semuanya gelap.

(cerita dipersingkat untuk menghemat waktu) tiba-tiba saya sudah berada di halte busway walikota Jakarta Utara. setelah menunggu cukup lama saya dan wanita-wanita surga (manda, widia, dinda, fismia, nisa, misel, farah) pun menaiki busway yang sudah berhenti di depan kami menuju halte transit cempaka mas.
disana, saya melihat segerombolan anak berseragam pramuka tengah berbaris mengantri didampingi kakak pembinanya. melihat antrian sepanjang itu, widia pun mengusulkan untuk memutar dan naik bus yang menuju halte bermis, mungkin antrian disana tak begitu parah. jadilah kami menuruti usulnya.

setengah jam berlalu setelah kami tiba di halte bermis, namun tak kunjung kami menaiki bis. 
penantian kami pun berakhir, kamipun langsung menaiki bis yang sudah penuh tersebut. karena tak ada lagi kursi kosong, kami pun harus berdiri hingga sampai di halte harmoni. bayangkan berapa lamanya kami harus berdiri, sesampainya disana, kami langsung menunggu bis yang menuju ke halte Jakarta kota. setibanya bus, kamipun langsung naik dan tiba-tiba semuanya gelap.

ketika tersadar, saya sudah berada di depan sebuah gedung. bermodel arsitektur kolot khas kolonial Belanda, terlihat seperti sebuah museum, dan memang benar itu adalah sebuah museum, museum BI tepatnya. kamipun bergegas masuk. 

kami harus menitipkan tas, dan mengisi daftar pengunjung. lalu seorang petugas memberi kam kertas soal yang harus diisi. kami pun memulai perjalanan mengelilingi museum. saat masuk kami disuguhkan sebuah kecanggihan teknologi, ini dan itu. "ini museum terbaik yang pernah gue datengin", ucapku dalam hati. karena saya memiliki jiwa yang masih sangat labil, setiap melihat sesuatu yang dianggap bagus, langsung saja ingin mengabadikannya lewat kamera handphone.
(dari kanan depan: gw, widia, fismia, micel, juliana, manda, nisa, dnda)

setelah berkeliling museum, kami pun mengunjungi meja petugas lagi, dan memberikan kertas soal yang telah kami jawab. setelah diperiksa, salah satu wanita surga diminta untuk kembali memasuki museum untuk menjawabnya lagi. kami pun menunggunya dengan sabar sekalian meluruskan kaki yang sejak tadi disuruh menopang tubuh. "rasanya seperti ingin copot saja kaki ini", gerutuku dalam hati. namun, disitulah seninya. 
setelah selesai, kami pun memutuskan untuk mencari makan, karena perut tak lagi mau berkompromi. 

kami pun menuju museum fatahilah. setibanya disana, temanku langsung memeberitahu bahwa ada pedagang kerak telor yang sejak lahir kurindukan. aku meminta ditemani manda untuk membelinya, sementara yang lain pergi mencari makan. setelah kerak telor rampung, aku dan manda pun mencari mereka, persis seperti anak hilang. kami pun bertemu kembali dengan wanita-wanita surga yang lainnya dan memesan  soto padang. lalu kami pun berbincang-bincang layaknya keluarga yang telah terpisah puluhan tahun dan dipertemukan oleh reality show di TV.

waktu telah menunjukkan pukul setengah tiga sore, tak terasa sekali. kami harus pulang. dan kami pun pulang. dinda sang pengembara jalanan memutuskan untuk naik kereta api karena ia  rasa itu cukup cepat dan hemat untuk menuju rumah nya dibilangan Harapan baru, Bekasi.
fismia dan widia memilih naik busway. sementara saya, manda, misel, nisa dan farah memilih naik m15 ke terminal Tg. Priok.

hari yang melelahkan, namun memberi banyak pengalaman. mungkin ini yang membuat banyak orang rela capek-capek ria.dan sekarang saya tau itu.

Komentar

Postingan Populer